Sebastian Czimmeck, Garuda Muda Di Werder Bremen.
Namanya mungkin masih asing terdengar di Indonesia, tapi lima hingga sepuluh tahun mendatang bisa jadi kita semua akan mulai sering mendengar nama Sebastian Czimmeck.
Sebastian Czimmeck atau yang kerap dipanggil Basti lahir pada tanggal 25 Agustus 1999 dari seorang ayah berkebangsaan Jerman dan Ibu yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Sejak kecil, bakat dan hobbi Basti di sepakbola memang sudah terlihat, maka dari itu oleh orang tuanya kemudian Basti dan kakaknya Matthias dicoba untuk berlatih di klub FC St. Pauli. Setelah beberapa tahun kemudian, keduanya bergabung dengan klub lokal setempat, Rotenburger SV.
Hingga pada akhirnya pada tahun ini, sebuah klub Bundesliga Werder Bremen melihat bakat Basti dan menawarkan pemain yang akan berusia 13 tahun di bulan Agustus mendatang tersebut kontrak untuk bergabung dengan tim junior Werder Bremen U14.
Untuk bergabung dengan mantan klub Mesut Özil tersebut, proses panjang harus dilalui Sebastian. Diawali dua tahun lalu, saat Federasi Sepakbola Jerman (DFB) menyelenggarakan turnamen tahunan bernama E.ON Avacon Cup yang bertujuan untuk mencari anak - anak berbakat dari seluruh penjuru Niedersachsen (salah satu negara bagian di Jerman).
Dari turnamen tersebut, para pemandu bakat DFB kemudian melihat skill dan permainan Sebastian. Dari total sebanyak 8000 anak yang ikut ambil bagian dalam turnamen ini, hanya 35 anak termasuk Sebastian yang terpilih masuk ke dalam DFB Stütztpunkt Zeven (Tempat pelatihan untuk anak - anak berbakat yang terpilih).
Tiga hari berselang setelah turnamen tersebut, pelatih Werder Bremen kemudian menghubungi dan mengundang Basti untuk mengikuti seleksi dan berlatih selama tiga hari dengan para pemain - pemain junior Werder Bremen.
Setelah tiga hari menjalani pelatihan dan seleksi, pada tanggal 18 April, pihak Werder Bremen akhirnya mengumumkan bahwa Basti terpilih dan akan ditawarkan kontrak pada periode berikutnya.
Saat ini Basti berlatih empat kali seminggu (Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat) bersama Werder Bremen dan menjalani pertandingan di kompetisi liga U14 pada hari Sabtu atau Minggu. Sayangnya, pada pertandingan minggu lalu, Basti menderita cedera patah tangan kanan dan meski tidak parah dan tidak perlu menjalani operasi, ia diharuskan istirahat selama lima minggu.
Basti mampu bermain sebagai seorang pemain bertahan maupun seorang gelandang dan meski saat ini ia hanya memegang passport Jerman, Yeni Kirimang, ibu kandung Basti juga berharap suatu saat putranya memiliki passport Indonesia guna membuka peluang membela tanah kelahiran ibunya, Indonesia.
"Tentunya saya berkeinginan mereka pegang passport Indonesia juga," tegas ibu Sebastian dan Matthias itu di akhir percakapan bersama kami.
Namanya mungkin masih asing terdengar di Indonesia, tapi lima hingga sepuluh tahun mendatang bisa jadi kita semua akan mulai sering mendengar nama Sebastian Czimmeck.
Sebastian Czimmeck atau yang kerap dipanggil Basti lahir pada tanggal 25 Agustus 1999 dari seorang ayah berkebangsaan Jerman dan Ibu yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Sejak kecil, bakat dan hobbi Basti di sepakbola memang sudah terlihat, maka dari itu oleh orang tuanya kemudian Basti dan kakaknya Matthias dicoba untuk berlatih di klub FC St. Pauli. Setelah beberapa tahun kemudian, keduanya bergabung dengan klub lokal setempat, Rotenburger SV.
Hingga pada akhirnya pada tahun ini, sebuah klub Bundesliga Werder Bremen melihat bakat Basti dan menawarkan pemain yang akan berusia 13 tahun di bulan Agustus mendatang tersebut kontrak untuk bergabung dengan tim junior Werder Bremen U14.
Untuk bergabung dengan mantan klub Mesut Özil tersebut, proses panjang harus dilalui Sebastian. Diawali dua tahun lalu, saat Federasi Sepakbola Jerman (DFB) menyelenggarakan turnamen tahunan bernama E.ON Avacon Cup yang bertujuan untuk mencari anak - anak berbakat dari seluruh penjuru Niedersachsen (salah satu negara bagian di Jerman).
Dari turnamen tersebut, para pemandu bakat DFB kemudian melihat skill dan permainan Sebastian. Dari total sebanyak 8000 anak yang ikut ambil bagian dalam turnamen ini, hanya 35 anak termasuk Sebastian yang terpilih masuk ke dalam DFB Stütztpunkt Zeven (Tempat pelatihan untuk anak - anak berbakat yang terpilih).
Tiga hari berselang setelah turnamen tersebut, pelatih Werder Bremen kemudian menghubungi dan mengundang Basti untuk mengikuti seleksi dan berlatih selama tiga hari dengan para pemain - pemain junior Werder Bremen.
Setelah tiga hari menjalani pelatihan dan seleksi, pada tanggal 18 April, pihak Werder Bremen akhirnya mengumumkan bahwa Basti terpilih dan akan ditawarkan kontrak pada periode berikutnya.
Saat ini Basti berlatih empat kali seminggu (Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat) bersama Werder Bremen dan menjalani pertandingan di kompetisi liga U14 pada hari Sabtu atau Minggu. Sayangnya, pada pertandingan minggu lalu, Basti menderita cedera patah tangan kanan dan meski tidak parah dan tidak perlu menjalani operasi, ia diharuskan istirahat selama lima minggu.
Basti mampu bermain sebagai seorang pemain bertahan maupun seorang gelandang dan meski saat ini ia hanya memegang passport Jerman, Yeni Kirimang, ibu kandung Basti juga berharap suatu saat putranya memiliki passport Indonesia guna membuka peluang membela tanah kelahiran ibunya, Indonesia.
"Tentunya saya berkeinginan mereka pegang passport Indonesia juga," tegas ibu Sebastian dan Matthias itu di akhir percakapan bersama kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar